Pengertian Toleransi

Pengertian Dan Dalil Toleransi

 

Toleransi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasamuh. Secara bahasa toleransi berarti tenggang rasa. Secara istilah, toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan antarsesama manusia. Allah SWT menciptakan manusia berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut bisa menjadi kekuatan jika dipandang secara positif. Sebaliknya, perbedaan bisa memicu konflik jika dipandang secara negatif.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

 

Jadi, perbedaan dan kebhinnekaan itu adalah rahmat dan anugrah Tuhan. Allah SWT dengan sengaja menciptakan manusia dengan berbagai perbedaan latar belakang bangsa, suku, agama, bahasa, warna kulit, dan lain sebagainya. Karena itu, Allah SWT memerintahkan satu sama lain agar “lita’arafu”, yaitu saling mengenal dan bekerjasama.

Burung Garuda, Simbol Negara

Tahukah anda makna tulisan di kaki burung garuda? Ya, BHINNEKA TUNGGAL IKA. Tulisan itu merupakan bagain dari cermin toleransi di Indonesia. Para pendiri bangsa ini sudah memahami bahwa rakyat Indonesia mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Untuk itu, supaya Indonesia semakin maju, kita perlu memupuk persatuan dan kerjasama meskipun kita berbeda-beda. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

 

Terkait anjuran untuk berprilaku toleran, juga disebutkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari:

“Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda: "al-Hanifiyyah as-Samhah (yang lurus dan toleran)” (HR. Bukhari)

 

Berdasarkan hadis tersebut, agama Islam yang dibawa Rasulullah adalah agama yang mengajarkan toleransi. Toleransi ini bukan dalam perkara akidah, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan. Misalnya, menghormati teman beda agama dengan cara ikut sembahyang di tempat ibadahnya. Ini tidak boleh. Sikap toleran ini dilakukan dalam urusan muamalah, hubungan manusia dengan manusia.

 

Jadi, perbedaan yang ada di dunia ini kita serahkan kepada Tuhan, Karena Dialah yang menciptakan dan menghendakinya. Kita tidak perlu menghakimi: ini salah, ini benar. Kita justeru dituntut untuk mengelola perbedaan tersebut ke arah yang positif, bukan malah menjadi sumber konflik.